Pelayanan Jantung Terpadu
isinya
Nama Unit | : | Unit Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo |
Kepala Unit | : | Dr. Eka Ginanjar, Sp.PD, KKV, FINASIM , FACP |
Alamat | : | Gedung CMU 1 , LT.1, 2,4 & 5 JL. Diponegoro No. 71 Jakarta Pusat |
Telepon | : | 021.3924242 atau 021.3914684 |
Website | : | www.heartcenter.co.id |
: | pjt@rscm.co.id |
VISI
Menjadi Pusat Kardiovaskular terkemuka yang melebihi harapan pelanggan
Creating infinite experience in Cardiovascular centre of Excellence
MISI
Seamless:
Menyelenggarakan pelayanan Kardiovaskular dengan kualitas terbaik secara cepat dan lancar.
Best Performance:
Menyediakan pelayanan profesional melalui staf yang kompeten.
Best Teaching and Research center:
Menyediakan lahan untuk pendidikan dan penelitian dalam bidang Kardiovaskular dengan sarana yang lengkap.
Best Place to Work:
Mengembangkan suasana lingkungan kerja yang kondusif didukung dengan peralatan yang handal.
SLOGAN:
"One Team One Dream
Together We Will Together We Can"
{cipto_list_child}Profil Umum Jantung Terpadu{/cipto_list_child}
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan dan sebagai rumah sakit pendidikan yang bermitra dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi kedokteran dan kesehatan di Indonesia (Center of Excellence ) dengan berbagai macam disiplin ilmu.
Dengan fungsinya tersebut, RSCM membentuk beberapa Departemen dan Unit pelayanan yang saling terkait dan mendukung. Salah satunya adalah Unit Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) yang didirikan pada tahun 2003. PJT RSCM merupakan unit penyelenggara jasa pelayanan kesehatan kardiovaskular yang dilakukan secara terpadu/ terintegrasi dengan beberapa departemen medik terkait di RSCM sebagai stakeholder. Adapun disiplin ilmu yang terlibat secara erat dan berkomitmen dalam membentuk organisasi dengan pelayanan terpadu dengan konsep one stop service adalah Divisi Bedah Toraks Kardiovaskular Departemen Bedah, Divisi Kardiologi Departeman Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Departemen Anestesiologi Subspesialistik Kardiovaskular. Konsep keterpaduan ini merupakan keunggulan Pelayanan Jantung Terpadu RSCM yang memberikan pelayanan komprehensif dalam satu atap sehingga diharapkan mampu menjadi nilai tambah bagi pelayanan kardiovaskular di Indonesia.
Proses pengembangan Unit PJT sudah dimulai sejak awal tahun 2003 dengan memaksimalkan pencapaian kerjasama antar divisi-divisi tersebut, Direktur mengeluarkan Surat Keputusan No. 128/TU.K/34/I/2001 tanggal 17 Januari 2001 tentang Pembentukan Tim Pusat Pelayanan Jantung Terpadu dan SK No. 658/TU.K/34/II/2003 tentang penunjukan manajer operasional PJT yang pertama. Pada pelaksanaan teknis Unit PJT-RSCM berada di bawah Direktur Pelayanan Medik RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Unit PJT memberikan pelayanan bagi pasien penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskular). Pelayanan ini mencakup pelayanan intervensi kardiovaskular dan bedah kardiovaskular, yang terdiri dari rawat jalan, penunjang medik, rawat inap (rawat inap anak, rawat inap dewasa), Intensive Coronary Care Unit (ICCU) , Cardiac Intensive Care Unit (CICU), tindakan kateterisasi kardiovaskular dan tindakan operasi kardiovaskular. Pelayanan tersebut dilakukan oleh dokter, perawat dan tenaga non medis lainnya.
Unit PJT selain sebagai unit pelayanan, juga berperan sebagai tempat pendidikan dan penelitian dari berbagai divisi/departemen di RSCM yaitu Departemen Radiologi, Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Divisi Bedah Vaskular Departemen Bedah dan Departemen Bedah Saraf.
- CRT (Cardiac Resynchronization Therapy)
CRT saat ini merupakan terapi standar untuk pasien gagal jantung dengan karakteristik tertentu. Terapi ini mulai dianjurkan oleh organisasi internasional ESC pada tahun 2007 dan ACC/AHA pada tahun 2008.CRT adalah pemasangan alat dengan tujuan pemberian stimulasi voltase rendah yang melibatkan 3 daerah stimulasi jantung : atrium kanan, septum ventrikel kanan dan sinus koronarius yang bertujuan untuk mengatasi ventricular disinkroni dan memperbaiki efisiensi kontraktilitas jantung pada pasien gagal jantung dengan pompa sistolik rendah serta masih memiliki keluhan dengan terapi medikamentosa yang optimal.
Indikasi Pemasangan CRT
Pasien gagal jantung dengan gambaran EKG sinus rhythm atau atrial fibrilasi dengan fungsi kelas NYHA III-IV dan lebar QRS > 120 ms. Bila disertai dengan penurunan ejeksi fraksi (EF)<35%, dianjurkan untuk disertai dengan terapi defibrilasi (CRT-D). Pemberian CRT-D ini diketahui dapat meningkatkan EF ventrikel kiri
Pada gagal jantung, terdapat peningkatan tekanan pengisian dan regangan dinding ventrikel sehingga terdapat respon stress pada dinding ventrikel berupa penurunan EF (Ejection Fraction) dan 6MWT (Six Minute Walk Test), serta peningkatan NT pro BNP. CRT-D dapat memberikan efek remodelling positif berupa penurunan volume atrium kiri sehingga dapat terjadi kecenderungan peningkatan EF, 6MWT dan penurunan NT pro BNP.
Follow Up Pasca Pemasangan CRT-D
- Nilai NT pro BNP (N-Terminal pro B-type Natriuretic Peptide sebagai marker untuk evaluasi tingkat keparahan gagal jantung dengan nilai normal <300 pg/ml
- 6WMT (Six Minute Walk Test) dilakukan untuk menilai tingkat aktivitas fisik yang bisa dilakukan pasien selama 6 menit
- EF (Ejection Fraction) nilai curah jantung dalam satuan persen, yang menjadi salah satu indikasi pemasangan CRT-D jika pasien memiliki EF < 35%
- Functional Class (NYHA) digunakan sebagai pengklasifikasian kondisi pasien dengan gagal jantung, yang terdiri dari kelas I, kelas II, kelas III,kelas IV.
- QRS duration merupakan durasi gelombang kompleks QRS yang didapatkan dari EKG pasien.
Evaluasi Keberhasilan Pemasangan CRT- D
- CRT-D dapat memberikan hasil perbaikan klinis pada pasien gagal jantung lanjut dengan kompleks QRS lebar dinilai berdasarkan : peningkatan EF, penurunan functional class (NYHA), peningkatan six minute walk test dan penurunan kadar NT pro BNP darah.
- Artinya, CRT-D memiliki kontribusi yang besar dalam peningkatan kualitas hidup pasien gagal jantung dinilai dari kondisi fisik dan keberlangsungan hidup pasien.
EVAR/TEVAR (Endovascular Aortic Repair/Thoracic Endovascular Aortic Repair)
Aneurisma Aorta adalah adalah dilatasi aorta dengan diameter >1.5x diameter normal. Diseksi aorta adalah robeknya tunika intima dinding aorta, menyebabkan darah mengalir masuk menuju tunika media memisahkan lapisan-lapisan dinding aorta dan menciptakan lumen palsu.
- Darah yang mengalir ke dalam lumen palsu dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti : mengurangi darah yang dialirkan ke tubuh, diseksi bertambah luas, serta menghambat aliran darah aorta (lumen sebenarnya) dan juga arteri yang dipercabangkannya. Diseksi juga dapat melemahkan dinding aorta, menyebabkan aneurisma atau ruptur aorta.
- Diseksi aorta merupakan salah satu kegawatdaruratan, dan dianggap sebagai salah satu penyebab kematian penyakit aorta tertinggi. Angka kejadian diseksi aorta diperkirakan sekitar 3 kasus per 100.000 orang per tahun.
- Diseksi aorta setidaknya terjadi dua kali lebih sering pada laki-laki. Lebih dari dua per tiga pasien memiliki riwayat hipertensi. Frekuensi serangan meningkat pada pagi hari, kemungkinan karena siklus sirkadian tekanan darah. Jika tidak segera ditangani, rata-rata 50% pasien meninggal dalam 48 jam.
Keberhasilan tindakan Endovaskular Stent (Evar) atau Thorak Endovaskular (T-Evar)
No |
Tahun tindakan
|
Jumlah Tindakan |
% Keberhasilan |
---|---|---|---|
1 |
2014 |
25
|
76 % |
2 |
2015
|
16 |
87.5% |
3 |
2016
|
14 |
92.9% |
- EP Ablation with 3D Mapping
Seiring perkembangan teknologi kedokteran yang semakin pesat, saat ini telah ada metode pemetaan jantung virtual 3D yang berfungsi untuk memandu dokter menentukan lokasi dan mekanisme penyebab terjadinya aritmia sehingga bisa dilakukan ablasi fokus aritmia dengan lebih akurat.
Di samping keuntungan tersebut, penggunaan metode pemetaan jantung secara 3D ini bila dibandingkan dengan pemetaan secara konvensional adalah lebih sedikitnya paparan radiasi dari sinar x yang diperlukan untuk melakukan prosedur ablasi aritmia.
- Tindakan Penutupan Lubang Jantung Tanpa Pembedahan (Intevensi Kardiologi Anak)
- Bayi/anak dengan PJB (Penyakit Jantung Bawaan) asianotik tidak akan menunjukkan gejala biru, tetapi tampak pink, seperti pada anak normal lainnya.
- Gejala utama pasien dengan PJB asianotik adalah sesak, mudah lelah saat beraktivitas, dan berat tubuh yang sulit naik.
- Contoh PJB asianotik yang paling sering adalah lubang pada sekat serambi (Atrial Septal Defect, ASD), lubang pada sekat bilik (Ventricular Septal Defect, VSD), ductus arteriousus yang tetap terbuka (Patent Ductus Arteriosus, PDA).
- Penutupan lubang tersebut dapat dilakukan melalui transkateter dan dapat ditutup oleh amplatzer. Untuk tindakan tersebut dibutuhkan waktu perawatan selama 3 hari dan dipastikan untuk pasien anak menggunakan pembiusan umum.
Tindakan Intervensi (Penutupan Lubang Jantung Tanpa Pembedahan) yang terdiri dari :
- Transcatheter Closure of ASD
- Transcatheter Closure of PDA
- Transcatheter Closure of VSD
TIM Ahli Layanan Unggulan:
1.CRT (Cardiac Resynchronization Therapy)
Tim ahli :
(Divisi Kardiologi Dewasa Departemen IPD)
- Dr. dr. M.Yamin, SpJP (K)
- Dr. Simon Salim, Sp.PD, KKV
2.EVAR/TEVAR (Endovascular Aortic Repair/Thoracic Endovascular Aortic Repair)
Tim ahli :
(Divisi Kardiologi Dewasa Departemen IPD)
- dr. Dono Antono, Sp.PD-KKV
(Divisi Bedah Vaskular Departemen Bedah)
- dr. Suhartono, Sp.BV
- dr. Deddy Pratama, Sp.BV
3.EP (Electrophysiology Study) + Ablasi
Tim ahli :
(Divisi Kardiologi Dewasa Departemen IPD)
- Dr.dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K)
(Unit Pelayanan Jantung Terpadu)
- Dr. dr. Rubiana Sukardi, Sp.A (K)
4.Tindakan Intervensi (Penutupan Lubang Jantung Tanpa Pembedahan)
Tim ahli :
(Unit Pelayanan Jantung Terpadu)
- Dr. dr. Rubiana Sukardi, Sp.A (K)
(Divisi Kardiologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak)
- Prof.Dr.dr.Mulyadi.M.Djer,Sp.A(K)
- Dr.Piprim.B.Yanuarso, Sp.A(K)
- Dr.dr. Najib Advani, Sp.A (K)
- Prof. Dr. dr. Sukman T.Putra, Sp.A (K)
(Departement Anestesi)
- DR.Dr.Ratna Farida,Sp.An, KAKVP
- Dr.Aries Perdana, Sp.An, KAKVP
- Dr. Jefferson, Sp.An, KAKVP
- Dr. Aldi Heriwardito, Sp.An, KAKVP
Ruang tindakan (Cath Lab)